Setelah mengetahui tipe-tipe produksi,sekarang kita bahas Volume produksi.
- Volume produksi
Bedworth & Bailey, 1987 mengklasifikasikan sistem manufaktur menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Produksi massa
Laju
serta tingkat produksi pada produksi massa umumnya tinggi, permintaan
terhadap produk yang dihasilkan tinggi, dan peralatan umumnya mempunyai
fungsi khusus. Keahlian tenaga kerja tidak terlalu tinggi sebagai akibat
dari fungsi peralatan yang khusus.
b. Produksi batch
Ukuran
lot produksi adalah medium. Tujuan dilakukannya produksi batch adalah
untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk-produk yang diperlukan
secara kontinu. Peralatan umumnya mempunyai fungsi umum tetapi
dirancang untuk tingkat produksi yang tinggi.
c. Produksi job shop
Tingkat produksi rendah,peralatan mempunyai fungsi yang umum,keahlian yang diperlukan tenaga kerja cukup tinggi,biasanya membuat berdasarkan pesanan.
- Aliran produksi
Fogarty
et al. (1991) mengklasifikasikan sistem manufaktur berdasarkan aliran
proses menjadi 3 tipe disain manufaktur tradisional, yaitu:
a. Fixed Site (Project)
Pada
tipe project, material, tools, dan personel dialokasikan pada produk
yang dibuat. Secara ekstrim dikatakan bahwa tidak ada aliran produk pada
tipe ini, tetapi masih terdapat urutan operasi. Bentuk operasi pada
project digunakan ketika terdapat kebutuhan khusus/spesial yang
memerlukan kreativitas dan keunikan. Hal ini sulit diotomasikan pada
proses manufaktur, karena hanya dilakukan satu kali. Project memerlukan
biaya tinggi dengan perencanaan dan pengendalian yang sulit, sebab berat
pada tahap definisi initial dengan tingkat perubahan-perubahan dan
inovasi yang tinggi.
b. Job Shop (Jumbled Flow)
Pada
proses job shop, man dan machine dikelompokkan menjadi stasiun kerja
(semua bor pada satu stasiun kerja, gerinda, dan sebagainya). Aliran
produk dan job hanya pada stasiun kerja yang dibutuhkan. Keuntungannya,
dengan mesin yang berfungsi umum (general-purpose equipment) dan
operator berketerampilan tinggi membuat proses manufaktur job shop
fleksibel dalam merespon perubahan disain dan volume pesanan konsumen. Kerugiannya, tidak efisien.
c. Flow Shop, meliputi: small batch line flow, large batch (repetitive) line flow, dan continuous line flow.
Flow Shop
disusun dari stasiun kerja dalam urutan operasi untuk membuat produk.
Semua produk mengikuti standar produk yang ditentukan. Lintas rakitan
automobile merupakan contoh bagus untuk proses flow shop.
Lihat bagan di bawah ini:
Sedangkan Flow Shop sendiri masih dibagi menjadi 3,yaitu:
3 tipe flow shop adalah:
1) Small-Batch Line Flow, mempunyai semua karakter flow shop,
tetapi tidak semua memproses produk yang sama secara terus menerus.
Memproses beberapa produk dengan ukuran batch kecil, dengan kebutuhan
setup per batch. Digunakan ketika biaya proses bisa dipertimbangkan,
permintaan part rendah, dan non-diskrit. Contohnya adalah farmasi.
2) Large-Batch (Repetitive) Line Flow, memproduksi produk diskrit dalam volume besar tetapi tidak kontinu.
3) Continuous Line Flow
merefer pada proses kontinu dari fluida, bedak, logam, dan lain-lain.
Biasa digunakan pada industri gula, minyak, dan logam lainnya.
- Tata letak (lay out)
a. Fixed position layout
Fixed position layout
disebut juga layout dengan posisi tetap. Artinya pengaturan fasilitas
produksi dalam membuat produk, dengan meletakkan produk yang dibuat
tetap atau tidak dipindah-pindah. Mesin, karyawan, dan fasilitas
produksi lain yang berpindah mengelilingi produk yang dikerjakan sesuai
dengan kebutuhan. Contoh: pembuatan produk pesawat terbang, kapal laut,
dan lain-lain.
b. Process layout
Process layout disebut juga layout fungsional. Artinya
pengaturan letak fasilitas produksi di dalam pabrik didasarkan atas
fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas produksi yang ada. Mesin
atau fasilitas yang memiliki fungsi yang sama dikelompokkan dan
diletakkan pada tempat yang sama. Layout ini biasanya digunakan untuk
membuat barang yang beragam. Dalam layout ini arus barang selalu
berubah, tergantung pada kebutuhan mesin yang digunakan untuk membuat
suatu produk. Contoh: berbagai produk dan besi.
c. Product flow layout
Product flow layout disebut juga layout garis. Artinya
pengaturan letak mesin-mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik
didasarkan atas urut-urutan proses produksi dalam membuat suatu produk.
Produk yang dikerjakan setiap hari selalu sama dan arus produk yang
dikerjakan juga selalu sama, seolah-olah menyerupai garis, meskipun
tidak selalu berupa garis lurus.Untuk lebih memahami,lihat gambar dibawah ini :
Sepertinya masih ada dua hal yang perlu dibahas dalam bab ini,tapi apakah diabaikan,oleh dosen saya?karena hal tersebut tidak diterangkan dalam pelajaran selanjutnya.
Kira-kira babnya adalah :
- Strategi Perencanaan dan pengendalian produksi
- Proses manufaktur baru
Ya udah tidak apa-apa,cari aja sendiri di internet ..ya :D
Jadi,KESIMPULANNYA adalah :
•Setiap jenis sistem produksi memerlukan proses perencanaan dan pengendalian yang berbeda.
•Setiap jenis sistem manufaktur mempunyai kelebihan dan kekurangan.
•Perencanaan dan pengendalian produksi bertujuan agar aktivitas produksi berjalan seefektif dan seefisien mungkin.
•Sistem manufaktur mempunyai pengertian yang lebih luas daripada sistem produksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar